AMA HAMI
ma Hami adalah sebutan untuk sebuah kawasan kosong bersebelahan dengan Lawata. Menurut Drs. H. Abubakar disebut demikian
karena dulunya, kawasan ini hanya dihuni oleh satu keluarga dan kepala keluarganya biasa dipanggil Ama Hami.
Kemungkinan besar keturunan inilah yang memiliki kawasan ini karenanya hingga kini nama Ama Hami tetap dikenal
dan dipakai sebagai nama kawasan ini walaupun sudah dalam keadaan ramai serta ditempati oleh orang lain.
Ada yang lebih menarik dari cerita informan bahwa Ama Hami mempunyai anak gadis yang sangat cantik sehingga
menarik para pemuda untuk berkunjung ke tempat ini termasuk informan bersama teman-teman.
Pada masa pemerintahan H. Nur A. Latif kawasan ini menjadi lebih dikenal.
Penataan yang dilakukan oleh pemerintah H. A. Nur Latif melalui program kepariwisataan membuat suasana kawasan ini
yang dulunya sepi, suram, dan kumuh menjadi ramai, terang dan berwarna. Deretan depot, lesehan, warung makan/minum
dan restoran makanan khas Bima yang dibangun, sangat menjanjikan di bidang ekonomi. Lahan ini menjadi prioritas utama
yang perlu ditingkatkan mengingat Kota Bima tidak memiliki penghasilan daerah yang memadai dibanding dengan kota-kota lain.
Saat ini, Amahami memiliki 2 jalur dan pada malam harinya, jalur ini diterangi oleh lampu - lampu yang indah.
Tidak sedikit wisatawan yang mengagumi keindahan Amahami. Selain itu, pantai di Amahami dijadikan tempat pelatihan dan pemandian
kuda - kuda yang akan mengikuti pacuan kuda. Dari tempat pelatihan inilah, banyak kuda Bima yang meraih juara pada arena pacuan kuda.